Senin, 22 November 2010

--PENGUMUMAN: Tugas PAL Studi Kasus--

Bismillah...


Sehubungan dengan adanya tugas mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah Industri atau biasa disebut dengan PAL, maka dengan ini diberitahukan kepada seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini bahwa:


1. Baca bahan pertemuan 13 dan 14 bahan kuliah PAL. Bisa download di sini, klik sini ya. atau kalonya udah ada temen yg download, minta aja filenya sama dia..hehe


2. Tugasnya: buat atau cari studi kasus yang berkaitan dengan materi yang dibaca tadi, buat pembahasan dengan analisis yang mendalam dan kumpulkan ke email ibu Nopi Stiyati, S.Si, MT paling lambat selasa depan (tanggal 30-11-2010).


3. Judul studi kasus tidak boleh sama untuk setiap orang, dan kumpulkan judul studi kasus tersebut sama sofyan (ane sendiri..) atau kalian komen ya di bawah ini tulis nama dan judul tugasnya masing-masing paling lambat besok, rabu ( jam 12 siang, teng.. soalnya mau dikirim ke email ibunya.


Oke? jelas aja kan? kalonya ada yg kurang jelas, ya bisa hubungi ane...


Selamat mengerjakan...:)
Baca Selengkapnya...

Rabu, 17 November 2010

--Praktikum OTK 2--

Praktikum Operasi Teknik Kimia 2, atau biasa yang disebut praktikum OTK 2 adalah salah satu dari mata kuliah yang harus ditempuh oleh setiap calon-calon Chemical Engineer program studi S-1 Teknik Kimia Unlam. Praktikum ini merupakan praktikum inti teknik kimia yang merupakan lanjutan dari praktikum OTK 1. Berbeda dengan praktikum-praktikum dasar kayak kimdas, kiman, kimfis, fisdas dan mikro, praktikum OTK ini SKS nya 2 lo.. jadi jangan main-main hehe.

Walaupun praktikum ini cuma 2 SKS, jika dibandingkan dengan mata kuliah yg lain yg SKS nya 3, praktikum OTK ini dirasakan lebih berat. Kok bisa? ya bisa lah, laporannya itu lo yang bikin berat. Udah banyak, tulis tangan pula, belum lagi kalau di coret sama asisten, syukur2 di coret sama pensil, bisa dihapus, kalaunya sama pulpen ato spidol? ga bisa di bayangin deh. Tapi yang udah merasakan bisa kok membayangkan, hehe :)

Well, praktikum OTK 2 terdiri atas 5 buah percobaan yakni, CSTR, Distilasi Batch, Heat Exchenger, trus Leaching, sama Tangki Berpengaduk. Nah, lebih jelasnya kalian download sendiri ya... nih link dowloadnya, langsung unduh aja..

1. Percobaan 1 CSTR
2. Percobaan 2 HE
3. Percobaan 3 Distilasi Batch
4. Percobaan 4 Leaching
5. Percobaan 5 TB
 

Oke, semoga bermanfaat ya...
Baca Selengkapnya...

Selasa, 16 November 2010

--Metode Pemisahan Standar--

Proses Pemisahan merupakan salah satu proses yang penting dalam suatu proses produksi. Bener ga? insyALLOH bener, hehe. Karena setelah hasil proses ataupun reaksi, produk yang dihasilkan itu mesti ga murni 100%. Artinya masih bercampur dengan komponen-komponen yang lain. Untuk itulah kenapa perlu adanya proses pemisahan.

Baiklah, kali ini ane postingkan beberapa proses pemisahan standar yang ana dapatkan dari Chem-Is-Try.org. Selamat menyimak.

a. Filtrasi

Filtrasi, yakni proses penyingkiran padatan dari cairan, adalah metoda pemurnian cairan dan larutan yang paling mendasar. Filtrasi tidak hanya digunakan dalam skala kecil di laboratorium tetapi juga di skala besar di unit pemurnian air. Kertas saring dan saringan digunakan untuk menyingkirkan padatan dari cairan atau larutan. Dengan mengatur ukuran mesh, ukuran partikel yang disingkirkan dapat dipilih.

Biasanya filtrasi alami yang digunakan. Misalnya, sampel yang akan disaring dituangkan ke corong yang di dasarnya ditaruh kertas saring. Fraksi cairan melewati kertas saring dan padatan yang tinggal di atas kertas saring. Bila sampel cairan terlalu kental, filtrasi dengan penghisapan digunakan. Alat khusus untuk mempercepat filtrasi dengan memvakumkan penampung filtrat juga digunakan.

Filtrasi dengan penghisapan tidak cocok bila cairannya adalah pelarut organik mudah menguap. Dalam kasus ini tekanan harus diberikan pada permukaan cairan atau larutan (filtrasi dengan tekanan).

b. Adsorpsi

Tidak mudah menyingkirkan partikel yang sangat sedikit dengan filtrasi sebab partikel semacam ini akan cenderung menyumbat penyaringnya. Dalam kasus semacam ini direkomendasikan penggunaan penyaring yang secara selektif mengadsorbsi sejumlah kecil pengotor. Bantuan penyaring apapun akan bisa digunakan bila saringannya berpori, hidrofob atau solvofob dan memiliki kisi yang kaku. Celit, keramik diatom dan tanah liat teraktivasi sering digunakan. Karbon teraktivasi memiliki luas permukaan yang besar dan dapat mengadsorbsi banyak senyawa organik dan sering digunakan untuk menyingkirkan zat yang berbau (dalam banyak kasus senyawa organik) dari udara atau air. Silika gel dapat mengadsorbsi air dan digunakan meluas sebagai desikan.

Lapisan-lapisan penyaring dalam unit pengolah air terdiri atas lapisan-lapisan material. Lapisan penyaring yang mirip untuk penggunaan domestik sekarang dapat diperoleh secara komersial.

c. Rekristalisasi

Sebagai metoda pemurnian padatan, rekristalisasi memiliki sejarah yang panjang seperti distilasi. Walaupun beberapa metoda yang lebih rumit telah dikenalkan, rekristalisasi adalah metoda yang paling penting untuk pemurnian sebab kemudahannya (tidak perlu alat khusus) dan karena keefektifannya. Ke depannya rekristalisasi akan tetap metoda standar untuk memurnikan padatan.

Metoda ini sederhana, material padayan ini terlarut dalam pelarut yang cocok pada suhu tinggi (pada atau dekat titik didih pelarutnya) untuk mendapatkan larutan jenuh atau dekat jenuh. Ketika larutan panas pelahan didinginkan, kristal akan mengendap karena kelarutan padatan biasanya menurun bila suhu diturunkan. Diharapkan bahwa pengotor tidak akan mengkristal karena konsentrasinya dalam larutan tidak terlalu tinggi untuk mencapai jenuh.

Walaupun rekristalisasi adalah metoda yang sangat sederhana, dalam praktek, bukan berarti mudah dilakukan. Saran-saran yang bermanfaat diberikan di bawah ini.

Saran untuk membantu rekristalisasi:
1. Kelarutan material yang akan dimurnikan harus memiliki ketergantungan yang besar pada suhu. Misalnya, kebergantungan pada suhu NaCl hampir dapat diabaikan. Jadi pemurnian NaCl dengan rekristalisasi tidak dapat dilakukan.
2. Kristal tidak harus mengendap dari larutan jenuh dengan pendinginan karena mungkin terbentuk super jenuh. Dalam kasus semacam ini penambahan kristal bibit, mungkin akan efektif. Bila tidak ada kristal bibit, menggaruk dinding mungkin akan berguna.
3. Untuk mencegah reaksi kimia antara pelarut dan zat terlarut, penggunaan pelarut non-polar lebih disarankan. Namun, pelarut non polar cenderung merupakan pelarut yang buruk untuk senyawa polar. Kit a harus hati-hati bila kita menggunakan pelarut polar. Bahkan bila tidak reaksi antara pelarut dan zat terlarut, pembentukan kompleks antara pelarut-zat terlarut.
4. Umumnya, pelarut dengan titik didih rendah umumnya lebih diinginkan. Namun, sekali lagi pelarut dengan titik didih lebih rendah biasanya non polar. Jadi, pemilihan pelarut biasanya bukan masalah sederhana.

d. Distilasi

Distilasi adalah seni memisahkan dan pemurnian dengan menggunakan perbedaan titik didih. Distilasi memiliki sejarah yang panjang dan asal distilasi dapat ditemukan di zaman kuno untuk mendapatkan ekstrak tumbuhan yang diperkirakan dapat merupakan sumber kehidupan. Teknik distilasi ditingkatkan ketika kondenser (pendingin) diperkenalkan. Gin dan whisky, dengan konsentrasi alkohol yang tinggi, didapatkan dengan teknik yang disempurnakan ini.

Pemisahan campuran cairan menjadi komponen dicapai dengan distilasi fraksional. Prinsip distilasi fraksional dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram titik didih-komposisi (Gambar 1). Dalam gambar ini, kurva atas menggambarkan komposisi uap pada berbagai titik didih yang dinyatakan di ordinat, kurva bawahnya menyatakan komposisi cairan. Bila cairan dengan komposisi l2 dipanaskan, cairan akan mendidih pada b1. Komposisi uap yang ada dalam kesetimbangan dengan cairan pada suhu b1 adalah v1. Uap ini akan mengembun bila didinginkan pada bagian lebih atas di kolom distilasi (Gambar 2), dan embunnya mengalir ke bawah kolom ke bagian yang lebih panas. Bagian ini akan mendidih lagi pada suhu b2 menghasilkan uap dengan komposisi v2. Uap ini akan mengembun menghasilkan cairan dengan komposisi l3.

Jadi, dengan mengulang-ulang proses penguapan-pengembunan, komposisi uap betrubah dari v1 ke v2 dan akhirnya ke v3 untuk mendapatkan konsentrasi komponen A yang lebih mudah menguap dengan konsentrasi yang tinggi.

Gambar 1

Gambar 1 Diagram titik didih- komposisi larutan ideal campuran cauran A dan B. Komposisi cairan berubah dari l1 menjadi l2 dan akhirnya l3. Pada setiap tahap konsentrasi komponen B yang kurang mudah menguap lebih tinggi daripada di fasa uapnya.Contoh soal 1 Distilasi fraksional Tekanan uap benzen dan toluen berturut-turut adalah 10,0 x 104 N m-2 dan 4,0 x 104 N m-2, pada80°C. Hitung fraksi mol toluen dalam uap yang berada dalam kesetimbangan dengan cairan yang terdiri atas 0,6 mol toluen dan 0,4 molar benzen. Hitung fraksi mol toluen x dalam fas uap.Jawab Dengan bantuan hukum Raoult (bab 7.4(b)), komposisi uapnya dapat dihitung sebagai berikut. Jumlah mol toluen di uap /jumlah mol benzen di uap = [0,60 x (4,0 x 104)]/[0,40 x (10,0 x 104)] = 0,60.
Fraksi mol toluen di uap x adalah: x/(1 – x) = 0,60; x = 0,60 / (1,0 + 0,60) = 0,375.

Bila dibandingkan dengan komposisi cairan, konsentrasi toluen di fasa uap lebih besar menunjukkan bahwa adanya pengaruh distilasi fraksional.

Kolom distilasi yang panjang dari alat distilasi digunakan di laboratorium (Gambar 2) memberikan luas permukaan yang besar agar uap yang berjalan naik dan cairan yang turun dapat bersentuhan. Di puncak kolom, termometer digunakan untuk mengukur suhu fraksi pertama yang kaya dengan komponen yang lebih mudah menguap A. Dengan berjalannya distilasi, skala termometer meningkat menunjukkan bahwa komponen B yang kurang mudah menguap juga ikut terbawa. Wadah penerima harus diubah pada selang waktu tertentu.

Bila perbedaan titik didih A dan B kecil, distilasi fraksional harus diulang-ulang untuk mendapatkan pemisahan yang lebih baik. Produksi minyak bumi tidak lain adalah distilasi fraksional yang berlangsung dalam skala sangat besar.

 Gambar 2
e. Ekstraksi
Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya, campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik. Lapisan organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah, dan senyawa organik dapat diambil ulang dari lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah dietil eter C2H5OC2H5, yang memiliki titik didih rendah (sehingga mudah disingkirkan) dan dapat melarutkan berbagai senyawa organik.

Ekstraksi bermanfaat untuk memisahkan campuran senyawa dengan berbagai sifat kimia yang berbeda. Contoh yang baik adalah campuran fenol C6H5OH, anilin C6H5NH2 dan toluen C6H5CH3, yang semuanya larut dalam dietil eter. Pertama anilin diekstraksi dengan asam encer. Kemudian fenol diekstraksi dengan basa encer. Toluen dapat dipisahkan dengan menguapkan pelarutnya. Asam yang digunakan untuk mengekstrak anilin ditambahi basa untuk mendaptkan kembali anilinnya, dan alkali yang digunakan mengekstrak fenol diasamkan untuk mendapatkan kembali fenolnya.

Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air, pemisahannya akan lengkap. Namun, nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa organik dalam derajat tertentu larut juga dalam air. Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi. Untuk memperkecil kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi berulang. Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut. Daripada anda menggunakan keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi, lebih baik Anda menggunakan sebagian-sebagian pelarut untuk beberapa kali ekstraksi. Kemudian akhirnya menggabungkan bagian-bagian pelarut tadi. Dengan cara ini senyawa akan terekstraksi dengan lebih baik. Alasannya dapat diberikan di bawah ini dengan menggunakan hukum partisi.

Perhatikan senyawa organik yang larut baik dalam air dan dalam dietil eter ditambahkan pada campuran dua pelarut yang tak saling campur ini. Rasio senyawa organik yang larut dalam masingmasing pelarut adalah konstan. Jadi,

ceter / cair = k (konstan)
ceter dan cair adalah konsentrasi zat terlarut dalam dietil eter dan di air. k adalah sejenis konstanta kesetimbangan dan disebut koefisien partisi. Nilai k bergantung pada suhu.
Baca Selengkapnya...

--Mid Test Ekotek Yang Tak Terduga--

Alhamdulillah hari senin kemarin (15/11/10), ane udah melewati mid test ekonomi teknik kimia. Sungguh di luar dugaan soal yang keluar, hitungan semua euy... kirain yang keluar teori semua tapi ternyata semua diluar dugaan. Begitulah manusia, hanya bisa berencana, Alloh yang menentukan. Well, semua sudah berlalu, maka yang lalu, biarlah berlalu, semoga hal itu dapat menjadikan pelajaran atau ibroh buat kita ke depannya. Masih ada final test untuk "membalas dendam" hehe.

Ane mikirnya kemaren itu banyak yang keluar soal teori, soalnya kan sifat mid-tesnya "closed book" jadi kan ga mungkin tuh kayaknya menghapal angka-angka persenan dan rumus-rumus yang bejibun dan susah buat diingat.

Kemaren itu soalnya ada 4, sederhana kok soalnya, yang rumit jawabannya hehe. 2 soal sudah dipelajari bahkan 1 soal persis sama dengan contoh yang diberikan sama dosen. Sementara 2 soal sisanya, adalah materi2 terakhir pertemuan yang banyak terlewatkan dan lupa rumus-rumusnya.

InsyALLOH dalam postingan selanjutnya, ane posting soal + jawabannya menurut ane, semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua. Oke?
Baca Selengkapnya...

Minggu, 14 November 2010

Kenapa Ada Ekonomi Teknik Kimia???

Bismillah. Baiklah, kali ini ane mau posting tentang salah satu mata kuliah dalam silabus teknik kimia Universitas Lambung Mangkurat yakni Ekonomi Teknik Kimia (ekotek). Kenapa ane memilih postingan tentang ini? Karena besok ada mid-test hehe, jadi ya selain bisa berbagi sama teman2 sekalian ya sambil belajar juga..hehe.

Kalian mungkin bertanya-tanya ya, kok di Tekkim ada sih mata kuliah berbau hitung-hitungan uang seperti itu, yang biasanya dipelajari oleh teman2 non-eksakta. Well, tekkim merupakan jurusan yang multidisiplin ilmu, sehingga bukan hal yang mengherankan ekonomi merupakan salah satu bagian yang harus dipelajari oleh seorang calon chemical engineering kayak ane hehe, bukan ane aja yang musti mempelajari itu, tapi juga chemical engineering in the world hehe.

Apa sih pentingnya ekotek? Kok musti ada sih di silabusnya tekim? Baiklah, ane akan coba jelaskan semampu ane ya, selamat menyimak.

Jadi kalo menurut ane sih, kenapa ekotek musti dipelajari oleh setiap chemical engineer karena ekotek merupakan salah satu bagian yang penting dalam tekim, kalo ane ga salah sih masuk salah satu dari Chemical Engineering Tools. Nah lho apa lagi tuh Chemical Engineering Tools, tanya aja ya sama Bang Google, hehe. InsyALLOH pada kesempatan yang lain akan ane posting tentang itu.

Alasan utama kenapa ada ekotek menurut ane karena dalam tugas akhir (TA) pra rancangan pabrik kimia, salah satu babnya membahas tentang ekonominya. Jadi dalam membangun suatu pabrik kan perlu uang kan, modal ataupun investasi, sehingga penting bagi kita mengetahui bagaimana cara mengelola ataupun mengolah investasi tersebut agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Jadi dalam ekonomi teknik kimia itu secara garis besar menjelaska pada kita tentang segala hal yang berhubungan dengan keuangan suatu pabrik, mulai dari harga bahan baku sampai harga produk, mulai dari biaya pembelian alat sampai kepada maintenance-nya. Pokoknya semuanya deh. Ya begitulah kira-kira, hehe.

Baiklah, mungkin itu sedikit pendahuluan ane tentang ekotek ini. Selanjutnya ane akan coba ringkas beberapa pertemuan kuliah ekotek yang sudah ane dapatkan sekaligus bahan buat mid-test besok, hehe.

Jadi, ane udah 5 kali pertemuan mata kuliah ekotek ini dan telah membahas tentang:
1. INVESTASI MODAL
2. MODAL KERJA
3. MANUFACTURING COST
4. GENERAL EXPENSE
5. METODE-METODE UNTUK MENYATAKAN KEUNTUNGAN

Baiklah, pembahasannya ane akan coba rinci satu per satu.

INVESTASI MODAL
Apa itu investasi modal? Investasi modal adalah pembayaran moneter yang diperlukan untuk pembangunan/pemasangan fasilitas-fasilitas produksi dan pengoperasiannya.

Ada 2 Tipe modal:
- Modal Tetap (Fixed Capital)
Menunjukkan/menyatakan investasi pada produksi dan fasilitas-fasilitas pembantu.
- Modal Kerja (Working Capital)
Menyatakan biaya-biaya yang diperlukan untuk melakukan bisnis secara normal.

Modal tetap: Biaya total dari instalasi alat-alat proses, bangunan-bangunan, alat-alat bantu dan rekayasa yang terlibat dalam pendirian sebuah pabrik baru.
Berapa besarnya modal tetap?--> 85-90% dari modal total.
Bagian-bagian dari modal tetap:
1. Harga alat sampai tempat
2. Pemasangan alat
3. Pemipaan
4. Instrumentasi
5. Isolasi
6. Listrik
7. Bangunan
8. Tanah dan perbaikannya
9. Utilitas
10. Teknik dan konstruksi
11. Upah kontraktor
12. Biaya tak terduga (contingency)
Bagian 1-9 = Physical Plant Cost (PPC)
PPC + Teknik dan konstruksi = Direct Plant Cost (DPC)
DPC + Upah kontraktor + contingency = Biaya tetap

Bagaimana cara perhitungannya? Nah, ada sekitar 6 cara yang dapat dilakukan.
Cara 1:
- PPC diambil sebagai dasar.
- Kemudian teknik dan konstruksi diambil sekian persen dari PPC. PPC + teknik + konstruksi = DPC.
- Upah kontraktor dan biaya tak terduga ditentukan berdasarkan persentase terhadap DPC. DPC + Upah kontraktor + biaya tak terduga = Modal Tetap.
Udah jelaskan cara yang pertama? Pasti belum jelas donk, kan belum tahu berapa persenannya hehe. Nah, gini nih perincian persenannya berdasarkan nilai PPC.
Jika:
PPC < $ 1.000.000 -----> teknik dan konstruksi = 30% PPC
$ 1.000.000 < PPC < $ 5.000.000 -----> teknik dan konstruksi = 25% PPC
PPC > $ 5.000.000 -----> teknik dan konstruksi = 20% PPC

Upah kontraktor = 4-10 % DPC

Pengeluaran tak terduga (Contingency) ada 3 level:
Low ----> 10 %DPC
Average ----> 15 %DPC
High ----> 20 %DPC

High: pengembangan proses baru, tidak ada contoh serupa dan informasi terbatas.
Low: proses sederhana dan sudah ada contohnya.

Nah, udah jelaskan cara yang pertama ini, hehe :)

Cara 2 sampai cara 6 lain kali saja ya ane posting hehe...

Capek juga ternyata nyalin catatan dari slide ke postingan ini..huuf... maaf ya teman. tapi semoga yang sedikit ini bermanfaat ya, insyALLOH nanti ane sambung lagi untuk penjelasan-penjelasan yang lainnya.

Semoga besok mid-test lancar, doakan ya teman..:)
Baca Selengkapnya...

Kamis, 11 November 2010

Software Konversi Satuan, Konversi Jadi Lebih Mudah Euy !


Dalam berbagai perhitungan, apalagi perhitungan teknik kimia, tentu kalian akan mendapati berbagai satuan-satuan yang digunakan. Misalnya saja, pada mata kuliah Operasi Teknik Kimia, Termodinamika, Perancangan Alat Penukar Panas dan mata kuliah - mata kuliah "berat" lainnya... Biasanya yang sering keliru ya dalam masalah konversi satuan ini. Karena harus disesuaikan dengan persamaannya kan jangan langsung asal masuk rumus jadi perlu konversi dulu.

Biasanya kan kita kalau mau konversi satuan, kita harus buka-buka dulu tuh 'kitab-kitab suci' teknik kimia yang gede2 dan berat banget buat nyari data-data konversi satuannya. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, berbagai aktivitas kita menjadi lebih mudah, salah satunya ya telah ada Software Konversi Satuan yang bisa langsung digunakan.

Pekerjaan konversi menjadi lebih mudah. Kamu tinggal masukkan angka dikolom input lalu tentukan satuannya. Kalau sudah memasukkan angka di kolom input sekarang tinggal kamu pilih satuan konversi yang kamu butuhkan dari kolom yang ada di sebelah kanan.

Nah, bagi yang sudah ada software nya ya alhamdulillah, tapi kalaunya yang belum ada, jangan khawatir... langsung saja kalian download di sini ya atau klik aja nih yang dibawah ini:



Software Konversi Satuan
Semoga bermanfaat...:)
Baca Selengkapnya...

Rabu, 10 November 2010

Teknik Kimia Vs MIPA Kimia


Bismillah..

Hmm, mungkin ada yang bertanya, apa tuh maksudnya judul postingannya seperti itu? Maksudnya ini bukan pertandingan futsal antara tim teknik kimia melawan tim mipa kimia lho..hehe. Tapi tentang perbandingan ataupun beda teknik kimia dan juga mipa kimia...

Udah tahu belum apa bedanya? kalaunya belum tahu gak papa juga sih..hehe tapi sebaiknya kalian harus tau.. khususnya bagi kalian yang masih bingung milih jurusan... nah bagi yang belum tau, silakan di simak ya penjelasannya di bawah ini...

Perbedaan teknik kimia dan juga mipa kimia dapat dilihat dari 3 point berikut:

Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi

Seorang AlChemist (sebutan untuk orang yang bergelut dengan kimia murni) akan selalu memiliki pemikiran untuk mencari reaksi kimia baru yang belum diketemukan. Dengan kata lain seorang yang kuliah dijurusan ini memiliki spesifikasi untuk menjadi seorang peneliti, yang dalam bahasa kerennya disebut ILMUAN. Contoh paling simplenya ketika Mendelev menemukan unsur baru yang diberi nama Mendelevium. Ketika ia menemukan unsur tersebut maka kita dapat mengatakan bahwa Mendelev seseorang dengan pola pikir seorang AlChemist.

Tetapi berbeda halnya dengan "Chemical Engineer" , mereka akan selalu berfikir bagaimana caranya memanfaatkan reaksi – reaksi yang sudah ada. Boleh kita simpulkan bahwa seorang Chemical Engineer memiliki pandangan untuk mengapliksikan reaksi kedalam kehidupan sehari – hari.

Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs Industri

Orientasi seorang Chemical Engineer adalah industri hal ini tak lepas dari poin 1yang telah kita bahas sebelumnya. Maka tempat kerja yang cocok bagi mereka adalah berbagai macam industry yang terkait zat kimia didalamnya. Seperti industry pupuk kimia, industry polimer, kilang minyak, dll. Dikarenakan mereka bekerja di industry maka mereka akan selalu meninjau reaksi dari segi ekonomi. Mereka akan selalu mencari bagaimana cara menghasilkan produk kimia dengan mutu bagus tetapi dengan biaya produksi yang optimum.

Berbeda halnya dengan seorang AlChemist orientasi mereka adalah ilmu pengetahuan. Mereka lebih memiliki kecendrungan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam hal ini pengetahuan kimia. Maka bukan hal yang tabu untuk mereka untuk berhipotesa untuk merumuskan hal-hal yang baru.

Poin 3: Target Skala:Kecil vs Raksasa
Dengan 2 point diatas maka telah jelas sekali kalau seorang Chemical Engineer akan bekerja dalam skala raksasa sementara seorang AlChemist akan bekerja pada skala kecil (laboratorium). Maka jelas jugalah bidang pekerja yang ideal digeluti oleh AlChemist dengan Chemical Engineer. Lulusan ilmu kimia bisa bekerja misalnya di laboratorium, di bidang pendidikan sebagai guru atau dosen, atau di bagian Kendali Mutu (Quality Control) di pabrik.Lulusan teknik kimia biasa bekerja di pabrik yang memproduksi barang-barang melalui proses kimia, misalnya di pabrik semen, pupuk, kilang minyak, dan sebagainya. 


Sumber: dari blognya chemical engineer juga... http://chemie08.blogspot.com/ Baca Selengkapnya...

Selasa, 09 November 2010

--Tugas Mandiri PAL: Kenapa Sih Lubang Ozon itu di kutub (Antartika)?


Lubang ozon... Tentu teman-teman semua sudah tahu kan? Apa coba lubang ozon itu? Nah, jangan pernah mikir ya kalonya maksud 'lubang' disini adalah sebagaimana misalnya wadah yang berlubang alias bolong, tapi maksudnya adalah mengacu menipisnya ozon dari angka normal. Nah, penjelasan lebih rinci mengenai lubang ozon ini akan ana paparkan seperti di bawah ini yang ana kutip langsung dari blog bu dosen kita, Nopi Stiyati P, S.Si, MT. Selamat menyimak....



Apa sih Lubang Ozon itu?


Fenomena yang kita sebut lubang ozon ditemukan pertama kali pada tahun 1980-an. lubang ozon bukan merupakan 'lubang' dalam arti sebenarnya tetapi lebih mengacu pada menipisnya ozon dari angka normal. Lubang ozon didefinisikan oleh komunitas ilmuan sebagai: jika jumlah kolom ozon di atmosfer berada di bawah 220 Dobson units. lubang ozon sekarang muncul setiap tahun di Antartika pada bulan September, yang mana pada kutub selatan merupakan musim semi. selama waktu ini, level ozon disebagian besar Antartika berkurang sekitar 60% dari jumlah biasanya.

Dobson Unit: merupakan satuan yang digunakan untuk mengukur ketebalan lapisan ozon. dapat divisualisasikan sebagai sebuah tabung yang direntangkan ke stratosfer, menangkap ozon (dan gas lainnya) pada perjalanannya. jika semua ozon dalam tabung tersebut dimampatkan ke bawah pada sebuah temperatur dan tekanan standar, maka akan terbentuk sebuah cerobong dengan tinggi x milimeter. angka (x) dikalikan 100 yang merupakan angka dari Unit Dobson.
Gambar Lapisan Ozon ...

September 18, 1979



September 21, 1989



September 10, 2000




Bahan-bahan kimia seperti Klorin dan Bromin menyebabkan lubang ozon, akan tetapi temperatur juga merupakan faktor kunci hilangnya ozon. CFCs dan halon merupakan senyawa yang mempunyai waktu tinggal lama dan tetap berada di atmosfer dalam konsentrasi tinggi.

Setelah menentukan penyebab dari masalah lubang ozon, timbul pertanyaan---jika CFCs dilepaskan oleh sebagian besar negara industri seperti Amerika Serikat dan Jepang, lalu mengapa lubang ozon terbentuk di Antartika? Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada dua alasan.

Pertama, ketika sesuatu (seperti sebuah molekul CFC) dilepaskan ke udara, dia tidak tetap tinggal pada atmosfer di wilayah sumbernya. Karena CFCs memiliki waktu-tinggal beberapa dekade, maka CFC tetap tinggal cukup lama untuk melakukan perjalannya ke stratosfer. kunci dari waktu hidup yangpanjang dari CFC adalah karena mereka tidak reaktif. mereka tidak bereaksi dengan substansi lainnya di troposfer, dan hanya terpisah di stratosfer ketika mereka terekspose pada radiasi ultraviolet energi-tinggi--sebuah proses yang dapat memakan waktu beberapa tahun. oleh karena angin di troposfer dan stratosfer memilki waktu yang cukup untuk mendistribusikan molekul CFC bumi.

Kedua, kondisi cuaca di Antartika memungkinkan terbentuknya awan yang disebut dengan polar stratospheric clouds (PSCs). Awan ini terbentuk hanya pada kondisi dingin, hal ini lah yang mnenyebabkan awan ini biasanya hanya terbentuk di Antartika (PSCs juga dapat ditemukan di Artik, tetapi karena cuacanya tidak selalu dingin, maka awannya tidak begitu sering ditemukan). Untuk memahami mengapa PSCs mengkontribusi penipisan ozon, informasi tambahan mengenai kimia di stratosfer diperlukan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ketika CFCs memasuki stratosfer, mereka terekspose pada sinar ultraviolet energi-tinggi dari matahari, yang menyebabkan klorin (simbol kimianya adalah Cl) terlepas dari molekul CFC. Satu atom klorin memiliki kemampuan untuk memfragmentasi lebih dari 1000 molekul ozon (sebagai contoh melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2) sebelum atom klorin tersebut terperangkap lagi dalam molekul yang lebih stabil (sering disebut dengan reservoir substances), seperti chlorine nitrate (ClONO2). Fakta ini memang sangat menarik dan mungkin dapat menjelaskan mengapa terjadi pengurangan ozon di bumi. Akan tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa terjadi lubang ozon.

Maka disinilah PSCs berperan. Pada permukaan awan yang dingin ini, reservoir substances sekali lagi bertransformasi menjadi bentuk klorin yang lebih aktif. Sebagi contoh, ClONO2 bereaksi dengan hydrochloride acid (HCl) untuk membentuk chlorine gas (Cl2) and HNO3. Selama periode gelap total di kutub sejumlah besar Cl2 dapat terakumulasi, tetapi hanya sedikit penurunan ozon yang teramati.
Destruksi besar-besaran dari ozon yang pada akhirnya membentuk lubang ozon terjadi hanya ketika sinar matahari pertama menyinari atmosfer Antartika setelah periode malam di kutub, memecah Cl2 menjadi dua atom klorin (Cl2 -> 2 Cl). Sekarang destruksi ozon dapat dimulai lagi melalui reaksi Cl + O3 -> ClO +O2. Karena terdapat banyak sekali klorin dalam bentuk aktif pada akhir malam di kutub (September di Antartika) lubang ozon dapat meluas ke ukuran yang lebih besar dari pada wilayah Amerika Serikat. Pada Kutub selatan, level ozon dibawah 100 Dobson unit sekarang telah secara frekuentif diobservasi pada akhir September dan awal Oktober.

Temperatur paling dingin di Kutub Selatan terjadi pada bulan Agustus dan September. awan tipis terbentuk pada kondisi dingin ini, dan reaksi kimia pada partikel awan membantu gas klorin dan bromin secara cepat menghancurkan ozon. pada awal oktober, temperatur biasanya mulai menghangat dan kemudian lapisan ozon mulai terbentuk kembali. 

Sumber: http://lookaroundusnow.blogspot.com/2009/02/kenapa-lubang-ozon-ada-di-antartika.html Baca Selengkapnya...

--Tugas PAL: Musibah Lingkungan dan Coliform--

Alhamdulillah akhirnya tugas PAL kelar juga... huuf... lega rasanya sudah terkirim tugas via email walau rela tidak pulang ke rumah seharian ini. Nah... ana kan sudah janji ya mau upload tugasnya di blog ini, maka dari itu pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkan ana untuk mempersembahkan sebuah "jerih payah" ana. 12 Jam yang diberikan oleh bu Nopi, sepertinya terlalu singkat ya...hehe, atau karena waktu yang berjalan begitu cepat atau karena kitanya sendiri yang ga bisa manfaatin waktu?? Jawabannya ya tanyakan pada diri kita masing2. Oke, untuk mempersingkat waktu, nih tugas ana, semoga bermanfaat ya teman..:)


Tugas
Pengolahan Air dan Limbah Industri

Dosen Pengampu: Nopi Stiyati P, S.Si, MT









Oleh:

SOFYAN HADI
H1D107003

















PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2010




Musibah-Musibah Lingkungan Di Dunia

1. Bencana “Meuse Valley”
Pada awal Desember 1930, kabut tebal terhampar disebagian besar Belgia. Beberapa kasus paru akut terjadi di Meuse Valley yang padat penduduk dan terdapat 60 kematian. Sebuah investigasi komisi Belgia menyimpulkan bahwa penyebabnya adalah produk beracun dalam gas limbah dari pabrik-pabrik di Meuse Valley yang menyebabkan perubahan iklim. Komisi Belgia berpendapat bahwa perubahan klim tersebut diakibatkan oleh sulfur dioksida (SO2) dan senyawa gas fluorin yang ditemukan di pabrik-pabrik.
Kabut terdapat diseluruh Belgia, terutama di Meuse Valley. Kasus penyakit mulai terjadi pada 3 desember, setelah kabut berlangsung selama dua hari dan beberapa jam setelah itu mencapai kepadatan maksimal. Dalam tiga hari terdapat 60 kematian.
Sebuah analisis mengenai kasus kematian yang terjadi disebabkan keracunan fluor akut dan kronis,. Dari 27 pabrik yang berada di kawasan tersebut, 15 pabrik merupakan pabrik yang menggunakan produk yang mengandung fluor mentah atau menambahkan senyawa fluor dalam bahan bakunya, serta senyawa gas fluor (SiF4, HF) yang dihasilkan dari cerobong asap pabrik.

2. Bencana Seveso
Pada tanggal 10 Juli 1976, sekitar tengah hari di sebuah pabrik kimia sebelah utara Milan di wilayah Lombardia, Italia terjadi ledakan pada sebuah reaktor TCP (2,4,5-trichlorophenol) dari pabrik kimia ICMESA (Industrie Chimiche Meda Società Azionaria). Awan yang mengandung TCDD (2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin) yang merupakan salah satu zat kimia paling beracun buatan manusia ini, secara tidak sengaja dilepaskan ke atmosfer. Peristiwa ini dikenal secara internasional sebagai bencana Seveso (anonim 2009). Beberapa studi kesehatan pada masyarakat di Seveso yang terkena TCDD rentan terkena kanker.
Penanggulangan bencana Seveso terdiri dari beberapa tahapan proses, yaitu:
• Tahapan Proses Operasi Pembersihan
• Tahapan Proses Pembersihan dari Limbah
• Tahapan Proses Pidana Kasus Pengadilan

3. Bencana Three Mile Island
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pulau Three Mile merupakan PLTN yang terletak di Pulau Three Mile, sebuah pulau buatan yang terletak di Dauphin Country, Pennsylvania, dekat Harrisburg. Pada 28 Maret 1979 pembangkit listrik tenaga nuklir di Pulau Three Mile (Pensylvania, Amerika Serikat) mengalami pencairan inti sebagian di Unit 2 (reaktor air bertekanan yang diproduksi oleh Babcock & Wilcox) dan memberikan kenangan buruk bagi warga Amerika Serikat khususnya dan dunia pada umumnya.
Musibah Pulau Three Mile merupakan yang terpenting dalam sejarah industri pembangkit nuklir Amerika Serikat sebab mengakibatkan pembebasan lebih dari 481 PBq (13 juta Curie) gas radioaktif, namun kurang dari 740 GBq (20 Curie) iodin-131 yang amat berbahaya.
Musibah terjadi karena operator tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan prosedur yang salah sehingga mengakibatkan reaktor terlalu panas dan akhirnya meleleh. Tidak terdapat korban jiwa dalam musibah tersebut.
Meskipun pada kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa, namun mempunyai arti dan dampak yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup sekitar. Karena sebelum kecelakaan tersebut, para ahli nuklir sangat yakin akan keamanan sebuah reaktor nuklir. Terjadinya kecelakaan ini telah membuka mata masyarakat luas dan para ahli bahwa kemungkinan terjadinya kecelakaan ternyata lebih besar daripada yang diperkirakan.

4. Bencana Sandoz
Musibah lingkungan ini berawal dari terbakarnya sebuah gudang milik perusahaan farmasi dan agrokimia Sandoz. Awal bulan November 1986, gudang yang terletak di pinggiran Kota Basel, Swiss, ini terbakar. Padahal, di dalam gudang itu tersimpan 1.246 ton bahan kimia, sebagian besar pestisida, termasuk 12 ton herbisida yang bahan aktifnya Ethoxyethylmercury-hydroxide, yang kandungan merkurinya sekitar 15 persen. Api memporak-perandakan bangunan dan kemasan bahan kimia milik perusahaan industri kimia terbesar ketiga di Swiss itu. Tentu, barisan pemadam kebakaran segera beraksi. Ribuan galon air disemprotkan ke api, sampai padam. Namun, gudang itu ternyata tak memiliki saluran air tersendiri. Maka, limpasan air semprotan itu mengalir ke Sungai Rhine dan mencemari sungai tersebut, karena membawa tak kurang dari 30 ton bahan beracun.
Ribuan ikan ditemukan mati di sungai rhine. akibat air rhine tercemar. Ratusan ribu ekor ikan, dari 34 spesies, ditemukan mati menggelepar. Sebagian yang ditemukan hidup mengalami cedera serius: matanya menjorok ke luar, insang sumbing, dan sisiknya penuh koyakan luka.
Sampai sekarang masih belum ditemukan apa penybab pasti yang mengakibatkan terbakarnya gudang Sandoz tersebut. Sementara itu Sandoz berspekulasi bahwa kejadian tersebut mungkin terjadi karena ulah teroris, dan pihak berwenang masih mencari petunjuk.
Sebagai konsekuensi, Sandoz diminta menanggung biaya pemulihan ekosistem perairan Rhine, yang ditaksir memerlukan dana US$ 60 juta. Sandoz setuju memikulnya, bersama perusahaan asuransi rekanannya.

5. Bencana Toyama
Penyakit itai- itai atau Cadmium Poisioning disebabkan oleh keracunan kadmium akibat pertambangan di Prefektur Toyama. Meningkatnya permintaan terhadap bahan baku selama Perang Rusia-Jepang dan Perang Dunia I, serta teknologi pertambangan baru dari Eropa, meningkatkan output dari pertambangan, menempatkan Kamioka Pertambangan di Toyama antara dunia atas tambang. Produksi meningkat bahkan lebih sebelum Perang Dunia II.
Dimulai pada tahun 1910 dan terus berlanjut sampai 1945, kadmium dibuang dalam jumlah yang signifikan oleh operasi pertambangan, dan penyakit ini pertama kali muncul sekitar tahun 1912.Sebelum Perang Dunia II, pertambangan ini dikendalikan oleh Mitsui Mining and Smelting Co, Ltd, pertambangan itu kemudian meningkatkan pencemaran Sungai Jinzu dan anak-anak sungainya. Sungai ini digunakan terutama untuk sawah irigasi, juga untuk air minum, mencuci, memancing, dan kegunaan lain oleh penduduk hilir.

6. Musibah Chernobyl
Tanggal 26 April 1986 terjadi ledakan pada Unit 4 PLTN Chernobyl. Peristiwa ini menggemparkan dunia karena mengingatkan kembali pada ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, saat berkecamuk Perang Dunia II yang menewaskan sekitar 220.000 orang.Trauma Hiroshima dan Nagasaki belum hilang dari ingatan orang, muncul kembali peristiwa Chernobyl yang termasuk kecelakaan terbesar pada PLTN selama kurang lebih 60 tahun.
Secara perinci, kecelakaan itu disebabkan, pertama, desain reaktor, yakni tidak stabil pada daya rendah - daya reaktor bisa naik cepat tanpa dapat dikendalikan. Tidak mempunyai kungkungan reaktor (containment). Akibatnya, setiap kebocoran radiasi dari reaktor langsung ke udara. Kedua, pelanggaran prosedur. Ketika pekerjaan tes dilakukan hanya delapan batang kendali reaktor yang dipakai, yang semestinya minimal 30, agar reaktor tetap terkontrol. Sistem pendingin darurat reaktor dimatikan. Tes dilakukan tanpa memberitahukan kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap operasi reaktor. Ketiga, budaya keselamatan. Pengusaha instalasi tidak memiliki budaya keselamatan, tidak mampu memperbaiki kelemahan desain yang sudah diketahui sebelum kecelakaan terjadi.
Diperkirakan semula dampak fisik akan begitu dahsyat. Artinya, akan menimbulkan korban jiwa yang luar biasa banyaknya. Namun, ternyata data sampai dengan 2006, jumlah korban yang meninggal 56 orang, di mana 28 orang (para likuidator terdiri dari staf PLTN, tenaga konstruksi, dan pemadam kebakaran) meninggal pada 3 bulan pertama setelah kecelakaan, 19 orang meninggal 8 tahun kemudian, dan 9 anak lainnya meninggal karena kanker kelenjar gondok.
Sebanyak 350.000 likuidator yang terlibat dalam proses pembersihan daerah PLTN yang kena bencana, serta 5 juta orang yang saat itu tinggal di Belarusia, Ukraina, dan Rusia, yang terkena kontaminasi zat radioaktif dan 100.000 di antaranya tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai daerah strict control, ternyata mendapat radiasi seluruh badan sebanding dengan tingkat radiasi alam, serta tidak ditemukan dampak terhadap kesuburan atau bentuk-bentuk anomali.
Di sisi lain, hasil studi dan penelitian terhadap likuidator menunjukkan bahwa “tidak ada korelasi langsung antara kenaikan jumlah penderita kanker dan jumlah kematian per satuan waktu dengan paparan radiasi Chernobyl.
Kemudian pada 1992-2002 tercatat 4.000 kasus kanker kelenjar gondok yang terobservasi di Belarusia, Ukraina, dan Rusia pada anak-anak dan remaja 0-18 tahun ketika terjadi kecelakaan, termasuk 3.000 orang yang berusia 0-14 tahun. Selama perawatan mereka yang kena kanker, di Belarusia meninggal delapan anak dan di Rusia seorang anak. Yang lainnya selamat.
Berdasarkan laporan “Chernobyl Lecacy”, sebagian besar daerah pemukiman yang semula mendapat kontaminasi zat radioaktif karena kecelakaan PLTN Chernobyl telah kembali ke tingkat radiasi latar, seperti sebelum terjadi kecelakaan. Dampak psikologis adalah yang paling dahsyat, terutama trauma bagi mereka yang mengalaminya seperti stres, depresi, dan gejala lainnya yang secara medis sulit dijelaskan.


FECAL DAN TOTAL COLIFORM

Fecal coliform atau biasa disebut sebagai coliform feses merupakan bakteri fakultatif-anaerob berbentuk batang, gram negatif, dan non-sporulasi. Fecal coliform mampu tumbuh dan menghasilkan asam dan gas dari laktosa dalam waktu 48 jam di 44 ± 0,5 º C.
Keberadaan bakteri fecal coliform di lingkungan akuatik menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi dengan feces manusia atau hewan lain. Pada saat ini terjadi air sumber mungkin telah terkontaminasi oleh patogen atau bakteri yang menyebabkan penyakit atau virus yang juga bisa ada dalam feces. Beberapa penyakit patogen ditularkan melalui air termasuk demam tipus, virus dan bakteri gastroenteritis dan hepatitis A. Kehadiran kontaminasi tinja merupakan indikator bahwa ada potensi resiko kesehatan bagi individu terkena air ini. bakteri koliform tinja atau fekal mungkin terjadi dalam lingkungan air sebagai akibat dari meluapnya air limbah domestik atau sumber nonpoint (tanpa diketahui asalnya) dari limbah manusia dan hewan.
Fecal coliform, seperti bakteri lainnya, biasanya dapat dihambat pertumbuhannya dengan air mendidih atau dengan memperlakukan dengan klorin. Mencuci bersih dengan sabun setelah kontak dengan air yang tercemar juga dapat membantu mencegah infeksi. Sarung tangan harus selalu dipakai ketika melakukan tes Fecal coliform.
Rekomendasi EPA dan untuk suplai air rumah tangga, untuk pengobatan, jumlah koliform fekal kurang dari 2000 colonies/100 mL, dan untuk Standar air minum kurang dari 1 koloni / 100 ml.

Total coliform merupakan kumpulan mikroorganisme relatif tidak berbahaya yang hidup dalam jumlah besar di tanah, tanaman dan di usus berdarah panas (manusia) dan hewan berdarah dingin. Koliform membantu dalam pencernaan makanan.
Ada 16 spesies total koliform yang ditemukan di tanah, tanaman dan kotoran hewan dan manusia. Sebuah subkelompok coliform, disebut bakteri fecal coliform, berbeda dari kelompok total coliform karena mereka dapat tumbuh pada temperatur yang lebih tinggi dan ditemukan hanya dalam limbah tinja hewan berdarah panas. Ada enam jenis bakteri fecal coliform ditemukan pada hewan dan kotoran manusia. E. coli adalah salah satu jenis dari enam jenis bakteri fecal coliform.
Coliform adalah keluarga bakteri umum di tanah, tumbuhan dan hewan. Anda bisa kontak dengan bakteri ini dengan makan atau minum (mencerna) tanah pada tanaman dan dalam sumber-sumber air seperti kolam, danau dan sungai. Coliform tinja bakteri dapat ditemukan dalam air yang terkontaminasi oleh limbah domestik atau sumber lain dari limbah manusia dan hewan.
Coliform atau bakteri lainnya dalam air tidak harus selalu berarti Anda akan menjadi sakit. Namun, jika organisme ini yang hadir, organisme penyebab penyakit lainnya juga dapat hadir. Adanya kontaminasi tinja adalah tanda adanya risiko kesehatan yang mungkin ada bagi individu terkena air ini. Kesehatan gejala terkait dengan minum atau menelan air yang terkontaminasi dengan bakteri coliform fecal umumnya berkisar dari tidak ada efek sakit untuk kram dan diare (gastrointestinal distress).
Air tanah (air minum bawah tanah) harus dibangun dengan baik dan harus bebas dari bakteri coliform. Jika koliform ditemukan di sebuah sumur. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak baiknya pembangunan sumur baru atau karena sumur tua mungkin telah mengembangkan lubang. Kontaminasi juga dapat terjadi jika hujan limpasan atau pencairan salju membuat jalan ke dalam sumur melalui retakan di outcroppings batu, serak tanah atau tanah berpasir atau karena kurangnya grout (material penyegelan) di sekitar sumur. Pemilik rumah yang menggunakan tangki air sebagai sumber air minum harus menggunakan pengobatan perangkat untuk menyaring air untuk menghilangkan bakteri coliform.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bakteri Koliform Fekal (Fecal Coliform). http://www.bangkoyoy.com/2010/10/bakteri-koliform-fekal-fecal-coliform.html. Tanggal akses 9 November 2010.

Anonim. Fecal Coliform & Total Coliform http://translate.googleusercontent.com/translate.Diakses pada tanggal 9 November 2010

Aritonang, Bonardo. 2010. Tugas Resmi Kimia Lingkungan Bencana Seveso. http://bonardo-art.blogspot.com/2010_02_01_archive.html. Tanggal akses 9 November 2010.

Irawan, Ferry. 2010. Makalah Kimia Lingkungan Peristiwa Kecelakaan Pulau Three Mile. http://makhluknyata.blogspot.com/2010/02/makalah-peristiwa-kecelakaan-three-mile.html. Tanggal akses 9 November 2010.

Malvicious. 2010. Bencana Polusi Terbesar di Jepang. http://malvicious.blogspot.com/2010/03/bencana-polusi-terbesar-di-jepang-smoga.html. Tanggal akses 9 November 2010.

Rahman, Radhian Nur. Makalah Pencemaran Lingkungan di Sandoz. http://www.catatankecilnya.blogspot.com/2010/03/makalah-pencemaran lingkungan-di-sandoz.html. Tanggal akses 9 November 2010.

Wauran, Markus. 2008. Mengenang 22 Tahun Tragedi Chernobyl. http://sangnanang.dagdigdug.com/2008/04/25/tragedi-chernobyl/. Tanggal akses 9 November 2010.

Zein, Muhammad. 2010. Pencemaran di Meuse Valley. http://zeiniszzn17.blogspot.com/2010/03/pencemaran-di-meuse-valley.html. Tanggal akses 9 November 2010.
Baca Selengkapnya...

Senin, 08 November 2010

--Download Bahan Kuliah PAL--

Alhamdulillah, akhirnya dapat juga link download bahan kuliah PAL yang dari Ibu Nopi Stiyati P, S.Si, MT. buat teman-teman teknik kimia yang ngambil mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah Industri, bahan-bahan kuliah bisa langsung di download di link di bawah ini:

1. Pertemuan 9
2. Pertemuan 10
3. Pertemuan 11
4. Pertemuan 12
5. Pertemuan 13
6. Pertemuan 14
7. Pertemuan 15
Download masing-masing ya.. belajar download sendiri ya..:)

semoga bermanfaat...



oh iya lupa, link download itu ana dapat dari blognya bu Nopi, kunjungi juga ya.. http://lookaroundusnow.blogspot.com
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 06 November 2010

Teknik Kimia? Apaan ya....


Ketika membaca judul dari postingan pertama ini mungkin sahabat akan bertanya "Bener juga ya, apaan tuh teknik kimia?". Baiklah sahabat bertanya, saya akan mencoba untuk menjawabnya dengan pengetahuan yang saya miliki tentunya. Jika sahabat ada pengetahuan yang lain mari kita berbagi. Baiklah dalam postingan ini saya akan mencoba menjelaskan mengenai teknik kimia yang saya dapatkan dari berbagai sumber. Selamat mengikuti.

Pengertian secara harfiah atau bahasa dapat dikatakan bahwa teknik kimia adalah suatu ilmu rekayasa/teknik yang mengkonversi/ merubah bahan-bahan baku menjadi bahan/produk jadi yang berdaya guna dan memiliki nilai tambah ekonomis melalui proses-proses kimia, fisika, maupun biologi skala besar. Dapat pula dikatakan bahwa suatu ilmu untuk melaksanakan proses-proses pengubahan bahan baku utama ke dalam produk-produk fungsional.
Dari pengertian di atas, teknik kimia merupakan suatu ilmu yang sangat aplikatif yang memadukan antara konsep-konsep dasar bidang ilmu sains seperti matematika, fisika, kimia, maupun biologi dengan ilmu-ilmu rekayasa (teknologi) dan sistem industri. Dalam konteks ini, ilmu teknik kimia secara prinsipil sangat berbeda dengan ilmu kimia murni maupun teknik industri (teknik dan manajemen industri).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita senantiasa dihadapkan para peristiwa-peristiwa penting dalam lingkup ilmu teknik kimia. Satu contoh kegiatan keseharian yang diberikan di sini adalah menyeduh teh atau kopi.

Ketika menyeduh kopi/teh, apa yang diharapkan oleh orang yang meminumnya? Tentunya adalah cita rasa, supaya tidak ngantuk, atau memang sengaja untuk minum karena haus. Baiklah mari kita bahas peristiwa atau konsep teknik kimia apa saja yg terjadi dari aktivitas menyeduh teh/kopi.

Proses perubahan ukuran
Pernah melihat orang menyeduh teh/kopi tetapi menggunakan kopi kering yang masih bulat utuh atau daun teh yang masih lebar-lebar? Memang ada beberapa orang yang melakukan itu, tetapi hal ini bukanlah sesuatu yang lazim. Di antara kita pastilah lebih banyak melihat orang menyeduh teh/kopi dimana biji kopinya sudah ditumpuk halus atau daun tehnya sudah dicincang kecil-kecil. Ini juga sebuah proses dalam ilmu teknik kimia. Mengapa harus diperkecil ukurannya? Silakan temukan jawaban anda di rimba ”teknik kimia”,hehe

Proses pemanasan, perpindahan energi, dan konversi energi.
Kita menyeduh kopi/teh biasanya menggunakan air panas, bukan? Bagaimana supaya air yang kita gunakan menjadi panas? Tentu saja harus dipanaskan menggunakan beberapa metode yang semuanya membutuhkan energi dari luar. Bisa menggunakan kompor/pemanas listrik alias memanfaatkan energi listrik, atau menggunakan kompor minyak tanah/LPG alias memanfaatkan energi kimia dalam bakar tersebut yang kemudian dibakar untuk mendapatkan energi panas. Dalam teknik kimia, inilah yang dinamakan proses perpindahan energi dan perubahan (konversi) energi.

Proses pelarutan dan ekstraksi.
Mengapa kita menyeduh kopi/teh dalam keadaan panas? Apa jadinya kalau kita menyeduh teh/kopi dengan air dingin? Tentu saja teh/kopi tersebut tidak akan larut, bukan? Akibatnya cita rasanya menjadi tidak nikmat karena komponen-komponen yang mengakibatkan aroma harum dan rasa nikmat pada teh/kopi menjadi tidak larut dalam air dingin. Proses pemanasan di atas membantu mempercepat pelarutan komponen-komponen ”nikmat” ini sehingga teh/kopi bisa kita nikmati seperti hal sekarang ini. Komponen-komponen nikmat tersebut akan keluar dari dalam biji kopi atau daun teh dan terlarut ke dalam air panas. Dalam teknik kimia, proses ini dinamakan ”ekstraksi”. Mengapa bisa demikian? Hal-hal seperti itulah kelak yang akan dipelajari di jurusan teknik kimia.

Proses penyaringan
Terkadang karena adanya ampas kopi/teh yang masih terdapat dalam campuran seduhan ini, orang menjadi merasa tidak nyaman atau terganggu saat meminumnya. Untuk menghilangkan ampas ini, perlu dilakukan penyaringan. Dalam teknik kimia, peristiwa tersebut dinamakan ”filtrasi”. Kalau kita menggunakan teh celup, maka kertas untuk wadah teh yang kita celupkan tersebutlah yang berfungsi sebagai alat penyaring sehingga serbuk teh tidak ikut bercampur dengan air seduhan teh. Kita bisa lebih nyaman meminumnya, bukan?

Proses pengadukan dan pencampuran
Apa jadinya kalau kita minum kopi/teh tanpa diaduk. Alias serbuk kopi/teh dimasukkan begitu saja ke dalam air panas dan langsung diminum. Pasti rasanya kurang nikmat. Proses pengadukan membuat semua bahan tercampur dengan baik dan merata (homogen). Bisa juga untuk mempercepat proses pelarutan seperti yang sudah disebutkan di atas. Supaya teh/kopi yang kita minum lebih nikmat, banyak orang menambahkan gula ke dalamnya dengan takaran tertentu sesuai selera orang yang akan meminumnya. Nah, inilah yang dimaksudkan dengan proses pencampuran. Dengan takaran tertentu, kopi/teh dan gula dicampurkan dan dimasukkan ke dalam air panas lalu diaduk-aduk menggunakan sendok (sebagai alat pengaduk) selama waktu tertentu. Setelah itu diminum, deh. Alhamdulillah...


Nah, sudah paham bukan? Sekarang kita tarik benang merah antara peristiwa orang menyeduh teh/kopi ini menuju aplikasi lainnya yang bersifat industrial tetapi identik. Contohnya adalah pabrik cat, pabrik tinta/pewarna, pabrik detergent, pabrik aneka jenis minuman, pabrik aneka jenis makanan, dsb.

Jika kita tinjau dari sisi pengertian teknik kimia seperti yang telah disebutkan di atas jadinya menjadi seperti ini. Bahan baku adalah kopi/teh, gula, dan air. Lalu diproses dan diubah menjadi produk fungsional lainnya berupa seduhan kopi/teh siap minum. Proses-proses yang terjadi di atas kebanyakan adalah peristiwa fisika karena tidak ada reaksi kimia yang terlibat di dalamnya. Lalu apakah ada nilai tambah ekonomisnya? Ya, so pasti dong. Coba deh beli kopi/teh di warung kopi. Kalau dihitung-hitung harganya pasti akan lebih mahal daripada harga bahan bakunya…hehe. . Kalau ngga gitu khan, namanya kerja keras aja alias ngga dapat untung. Tapi itulah teknik kimia, kita bicara industri pastinya kita bicara masalah ekonomi. Siapa sih yang mau bikin pabrik untuk membuat produk tertentu meskipun dia tahu bahwa nantinya akan merugi?

Itu tadi baru membuat kopi/teh skala kecil untuk misalnya satu atau sekelompok orang yang hanya butuh beberapa gelas. Sedangkan kalau kita kembali pada pengertian teknik kimia, ada satu kata yang harus digarisbawahi yaitu skala besar. Saat ini khan tersedia di supermarket atau warung pinggir jalan beberapa produk kopi dan teh siap minum dengan aneka kemasan yang diproduksi oleh berbagai industri. Tentu saja pabrik itu tidak membuat kopi/teh tersebut gelas per gelas, bukan? Wah, bisa makan waktu bertahun-tahun untuk menyediakan satu juta gelas…hehe. Jadinya menjadi tidak efektif dan efisien. Membuat kopi/teh satu gelas dengan membuat satu juta gelas metode produksinya pasti akan berbeda meskipun proses dan prinsip membuatnya sama saja. Nah, that’s the point. Di sinilah seorang insinyur kimia yang paham proses dan perancangannya akan sangat berperan.

Banyak pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang sarjana teknik kimia untuk keperluan ini. Contohnya adalah :

- Bagaimana alur prosesnya supaya efektif dan efisien.
- Berapa jumlah bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu juta liter seduhan kopi/teh siap minum.
- Berapa ukuran tangki bahan baku dan bagaimana cara penyimpanan bahan baku tersebut.
- Berapa ukuran gelas….eh. . tangki untuk mencampurkan kopi/teh, gula, air, atau bahan lainnya yang dianggap perlu untuk meningkatkan cita rasa.
- Bagaimana cara bahan-bahan baku tersebut dimasukkan ke dalam tangki pencampur.
- Apakah material yang sesuai untuk tempat pencampuran supaya aman bagi kesehatan.
- Berapa listrik atau energi yang dibutuhkan untuk mengaduk campuran-campuran tersebut..
- Berapa besar ukuran alat pengaduknya dan apa jenisnya supaya menghasilkan proses pengadukan yang efisien.
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan selama proses pengadukan
- Berapa suhu pengadukan dan kecepatan pengadukan yang optimum supaya dihasilkan seduhan kopi/teh dengan cita rasa terbaik.
- Bagaimana supaya pengadukan dan suhu di dalam tangki pencampur tetap stabil (tidak berubah-ubah) .
- Berapa bahan bakar yang dibutuhkan untuk membuat air panasnya
- Bagaimana mekanisme pemasanannya.
- Bagaimana cara dan mekanisme pendinginannya
- Berapa ukuran pipa yang pas supaya cairan tersebut dapat mengalir dengan baik.
- Bagaimana cara menyaring ampas-ampasnya dan berapa ukuran alat penyaring tersebut.
- Mau diapakan limbah-limbah ampas tadi dan bagaimana caranya supaya aman dibuang ke lingkungan.
- Berapa keuntungan yang bisa diperoleh per liter seduhan kopi/teh yang dihasilkan.
- Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanya an apa, bagaimana, berapa, mengapa, dll.

Tenang saja, pertanyaan-pertanyaan di atas bukanlah momok yang menakutkan. Di jurusan teknik kimia, semua konsep dan teori dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanya an tersebut tersedia secara blak-blakan dan pastinya akan dipelajari.

Setelah pabrik bisa beroperasi dan berjalan dengan baik, bereslah sudah tugas seorang insinyur kimia. Uppss…. siapa bilang sudah beres. Saat pabrik sudah mulai berjalan, pasti akan ada masalah-masalah dalam proses tersebut. Atau pastilah juga pabrik ingin keuntungannya supaya lebih besar, maka dilakukan upaya-upaya seperti penghematan energi/bahan bakar, memaksimalkan penggunaan bahan baku, memotong alur proses yang tidak efisien, mengganti peralatan-peralatan yang kinerjanya tidak maksimal, meningkatkan kualitas produk, atau bahkan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Nah, aktivitas-aktivitas ini tentu saja masih membutuhkan pengetahuan dan kemampuan seorang insinyur kimia. Jadi Laa takhof OK, alias jangan takut untuk tidak mendapatkan pekerjaan ya.

Wah, ngga nyangka ya ternyata dari bikin kopi/teh saja demikian banyak ilmu teknik kimia yang bisa dipetik. Padahal ada ribuan produk-produk di jagat raya ini yang dibuat atas dasar/prinsip ilmu teknik kima dan membuat dunia terasa lebih indah. So, kalau mau bikin produk yang aneh-aneh dari bahan-bahan baku yang tersedia di sekitar kita, kalian-kalian bisa belajar di bidang ini untuk mengetahui dasar-dasarnya.

Sudah cukup memberikan gambaran awal mengenai teknik kimia, bukan? Pokoknya teknik kimia itu rentang jelajah aplikasinya sangat lebar, mulai dari kehidupan sehari-hari, industri kecil dan menengah, hingga industri-industri besar yang rumit dan kompleks.

Jadi yang sudah berada di teknik kimia ataupun yang akan memasuki dunia teknik kimia ntar jangan merasa terjebak ya...hehe

Sumber: disadur dan diedit sedikit dari tulisan seorang dosen A.D.A. Feryanto Dosen Teknik Kimia dan Entrepreneur di bidang teknik kimia Alumni TK-ITB angkatan 1997. Blog beliau: http://www.ferry- atsiri.blogspot.com
Baca Selengkapnya...